Jumat, 23 September 2011


Hikmah Natal – serial natal

xmas2
Suatu ketika, ada seorang pria yang menganggap Natal sebagai sebuah takhayul belaka. Dia bukanlah orang yang kikir. Dia adalah pria yang baik hati dan tulus, setia kepada keluarganya dan bersih kelakuannya terhadap orang lain, tetapi ia tidak percaya pada kelahiran Kristus yang diceritakan setiap gereja di hari Natal . Dia sungguh-sungguh tidak percaya.
“Saya benar-benar minta maaf jika saya membuat kamu sedih,” kata pria itu kepada istrinya yang rajin pergi ke gereja.
“Tapi saya tidak dapat mengerti mengapa Tuhan mau menjadi manusia. Itu adalah hal yang tidak masuk akal bagi saya “

Pada malam Natal , istri dan anak-anaknya pergi menghadiri kebaktian tengah malam di gereja. Pria itu menolak untuk menemani mereka.
“Saya tidak mau menjadi munafik,” jawabnya.
“Saya lebih baik tinggal di rumah. Saya akan menunggumu sampai pulang.”
Tak lama setelah keluarganya berangkat, salju mulai turun. Ia melihat keluar jendela dan melihat butiran-butiran salju itu berjatuhan. Lalu ia kembali ke kursinya di samping perapian dan mulai membaca surat kabar. Beberapa menit kemudian, ia dikejutkan oleh suara ketukan.
Bunyi itu terulang tiga kali. Ia berpikir seseorang pasti sedang melemparkan bola salju ke arah jendela rumahnya. Ketika ia pergi ke pintu masuk untuk mengeceknya, ia menemukan sekumpulan burung terbaring tak berdaya di salju yang dingin. Mereka telah terjebak dalam badai salju dan mereka menabrak kaca jendela ketika hendak mencari tempat berteduh.
Saya tidak dapat membiarkan makhluk kecil itu kedinginan di sini,
pikir pria itu. Tapi bagaimana saya bisa menolong mereka?
Kemudian ia teringat akan kandang tempat kuda poni anak-anaknya.
Kandang itu pasti dapat memberikan tempat berlindung yang hangat.
Dengan segera pria itu mengambil jaketnya dan pergi ke kandang kuda tersebut. Ia membuka pintunya lebar-lebar dan menyalakan lampunya. Tapi burung-burung itu tidak masuk ke dalam.
Makanan pasti dapat menuntun mereka masuk, pikirnya.
Jadi ia berlari kembali ke rumahnya untuk mengambil remah-remah roti dan menebarkannya ke salju untuk membuat jejak ke arah kandang. Tapi ia sungguh terkejut.
Burung-burung itu tidak menghiraukan remah roti tadi dan terus
melompat-lompat kedinginan di atas salju.
Pria itu mencoba menggiring mereka seperti anjing menggiring domba, tapi justru burung-burung itu berpencaran kesana-kemari, malah menjauhi kandang yang hangat itu.
“Mereka menganggap saya sebagai makhluk yang aneh dan menakutkan,” kata pria itu pada dirinya sendiri, “dan saya tidak dapat memikirkan cara lain untuk memberitahu bahwa mereka dapat mempercayai saya. Kalau saja saya dapat menjadi seekor burung selama beberapa menit, mungkin saya dapat membawa mereka pada tempat yang aman.”
Pada saat itu juga, lonceng gereja berbunyi.
Pria itu berdiri tertegun selama beberapa waktu, mendengarkan bunyi lonceng itu menyambut Natal yang indah.
Kemudian dia terjatuh pada lututnya dan berkata, “Sekarang saya
mengerti,” bisiknya dengan terisak.
“Sekarang saya mengerti mengapa KAU mau menjadi manusia.”

Hahaha.. Lucu Banget !!!

Mengapa Ayam Menyebrang Jalan? (menurut banyak Org dari politikus, ilmuan, orang sipiL Dll)
Berikut jawaban-jawaban mereka:
Roy Suryo:
Ini rekayasa, kalau saya teliti dari metadata ayam tersebut bahwa ayam itu telah mengalami modifikasi sedemikian rupa sehingga jadilah dalam tanda kutep ayam yang sempurna. Jadi bahwa ayam ini adalah rekayasa adalah bhenar bahwa 100% ini adalah rekayasa. (ribet ngomongnya sambil matanya jelalatan)
Guru TK :
Supaya sampai ke ujung jalan.
FBI:
Beri saya lima menit dengan ayam itu, saya akan tahu kenapa.
Aristoteles:
Karena merupakan sifat alami dari ayam.
Martin Luther King, Jr.:
Saya memimpikan suatu dunia yang membebaskan semua ayam menyeberang jalan tanpa mempertanyakan kenapa.
Freud:
Fakta bahwa kalian semua begitu peduli pada alasan ayam itu menunjukkan ketidaknyamanan seksual kalian yang tersembunyi.
George W Bush:
Kami tidak peduli kenapa ayam itu menyeberang! Kami cuma ingin tau apakah ayam itu ada di pihak kami atau tidak, apa dia bersama kami atau melawan kami. Tidak ada pihak tengah di sini!
Darwin:
Ayam telah melalui periode waktu yang luar biasa, telah melalui seleksi alam dengan cara tertentu dan secara alami tereliminasi dengan menyeberang jalan.
Einstein:
Apakah ayam itu menyeberang jalan atau jalan yang bergerak di bawah ayam itu, itu semua tergantung pada
sudut pandang kita sendiri.
Nelson Mandela:
Tidak akan pernah lagi ayam ditanyai kenapa menyeberang jalan! Dia adalah panutan yang akan saya bela sampai mati!
Thabo Mbeki:
Kita harus mencari tahu apakah memang benar ada kolerasi antara ayam dan jalan.
Isaac Newton:
Semua ayam di bumi ini kan menyeberang jalan secara tegak lurus dalam garis lurus yang tidak terbatas dalam kecepatan yang seragam, terkecuali jika ayam berhenti karena ada reaksi yang tidak seimbang dari arah berlawanan.
Programmer Oracle:
Tidak semua ayam dapat menyeberang jalan, maka dari itu perlu adanya interface untuk ayam yaitu nyeberangable, ayam-ayam yang ingin atau bisa menyeberang diharuskan untuk mengimplementasikan nya jadi di sini sudah jelas terlihat bahwa antara ayam dengan jalan sudah loosely coupled.
Sutiyoso:
Itu ayam pasti ingin naik busway.
Soeharto:
Ayam-ayam mana yang ndak nyebrang, tak gebuk semua! Kalo perlu ya dikebumiken saja.
Habibie:
Ayam menyeberang dikarenakan ada daya tarik gravitasi, dimana terjadi percepatan yang mengakibatkan sang ayam mengikuti rotasi dan berpindah ke seberang jalan.
Ariel:
Karena ingin menghapus jejakmu
Nia Dinata:
Pasti mau casting ‘30 Hari Mencari Ayam’ ya?
Desi Ratnasari:
No comment!
Dhani Ahmad:
Asal ayam itu mau poligami, saya rasa gak ada masalah mau nyebrang kemana juga…
Chinta Laura:
Ayam nyebrang jhalaan..? Karena gak ada owject…biecheeck. …
Julia Perez:
Memangnya kenapa kalo ayam itu menyeberang jalan? Karena sang jantan ada di sana !
Daripada sang betina sendirian di seberang sini, yaaahhhh dia kesana
laahh…
Cape khan pake alat bantu terus?
Roy Marten:
Ayam itu khan hanya binatang biasa, pasti bisa khilaf…
(sambil sesenggukan) .
Butet Kartaredjasa:
Lha ya jelas untuk menghindari grebekan kamtib to?
Megawati:
Ayamnya pasti ayam wong cilik. Dia jalan kaki toh?
Harmoko:
Berdasarkan petunjuk presiden
Gus Dur :
‘Kenapa ayam nyebrang jalan? Ngapain dipikirin? Gitu aja kok repot!’